30.11.12

HALITOSIS


Cerita tentang bau mulut merupakan cerita pengalaman hampir semua orang. Sayangnya bau mulut merupakan tema yang sangat tabu dan personal untuk didiskusikan. Bahkan dengan personel medis, seperti dokter maupun dokter gigi, jarang ada orang yang mau mendiskusikan masalah bau mulutnya serta mencari jalan keluar untuk menghilangkan masalah ini. Artikel ini bertujuan untuk memberi informasi mengenai bau mulut dan cara-cara untuk mengatasinya.

 

Di jaman Mesir kuno, waktu bangun pagi disebut sebagai ´jam bau mulut´. Data epidemiologis Jepang menunjukkan 14.5 % dari 33.000 orang Jepang yang berusia di atas 14 tahun mengalami masalah dengan bau mulut. Pada masyarakat Amerika, 43% dari penduduk Amerika Serikat yang berusia di atas 60 tahun mengalami bau mulut. Di Swiss, 32% dari penduduk kota Bern juga mengalami bau mulut. Yang lebih mengejutkan, di Jerman 76% dari dokter gigi yang mengikuti survei mengalami bau mulut.

 

Istilah medis bau mulut adalah Halitosis (Foetor ex ore). Definisi harafiah foetor ex ore merupakan bau yang berasal dari dalam mulut (intra oral). Sedangkan Halitosis menunjukkan bau atipikal yang bermula dari pernafasan yang keluar lewat hidung maupun mulut. Jadi sumber bau dapat berasal dari dalam mulut (intra oral) maupun di luar mulut (extra oral). Jadi istilah yang lebih sering digunakan adalah Halitosis.

 

Di sekitar kita sering ditemukan orang-orang yang sering ´merasa´ mulutnya bau setiap saat. Bahkan setelah diperiksa oleh dokter secara teliti, tidak ditemukan adanya bau mulut dan penyebab dari terjadinya bau mulut. Hal ini disebut sebagai Halitosis semu (pseudo-halitosis). Pada orang.-orang yang mengalami halitosis semu, hanya konsultasi psikologis yang dapat meyakinkan bahwa dirinya tidak mengalami kondisi bau mulut.

 



Bila kita bangun pagi, mulut terasa kering dan pasti terasa bau kurang sedap dari dalam mulut. Hal ini disebut halitosis fisiologis (normal). Penyebabnya adalah berkurangnya aliran ludah dalam mulut, dimana fungsi ludah sebagai cairan pencuci rongga mulut sehingga mulut terasa kering. Selain itu intensitas bau mulut pagi hari tergantung pada makanan apa yang kita konsumsi kemarin dan tingkat stress.

 

Jadi keadaan bau mulut mana yang perlu dianggap serius dan perlu pertolongan dokter atau dokter gigi? Keadaan true halitosis (atau disebut juga halitosis patologis) inilah yang perlu mendapat perhatian khusus. Seperti sudah dijelaskan di atas, penyebab bau mulut bisa berasal dari dalam mulut maupun luar mulut. Tetapi berdasarkan berbagai penelitian, sebagian besar penyebab bau mulut berada di dalam mulut. Jadi dokter gigi adalah dokter yang tepat untuk didatangi untuk mengatasi bau mulut. Hanya 8% dari seluruh kasus yang memerlukan penganganan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Penanganan oleh dokter penyakit dalam lebih kecil lagi, hanya 1% dari seluruh kasus bau mulut.

 

Penyebab Bau Mulut

Bau yang keluar dari dalam mulut seringkali berbau seperti gas sulfur. Gas sulfur ini merupakan hasil metabolisme bakteri di dalam mulut. Jadi semakin banyak sisa makanan yang ada di dalam mulut, semakin banyak makanan yang kita sediakan untuk bakteri di dalam mulut yang nantinya memproduksi gas sulfur tersebut. Lokasi yang paling berperan dalam bau mulut adalah lidah. Bentuk lidah yang berlekuk-lekuk dan tidak rata merupakan favorit sembunyinya bakteri dan sayangnya juga tempat yang sangat mudah bagi sisa makanan untuk tersimpan.

 

Penyebab lainnya kebanyakan adalah kesalahan dokter gigi dalam menempatkan tambalan, mahkota tiruan, dan gigi palsu. Tambalan maupun mahkota tiruan yang ´menggantung´dapat menjadi tempat sembunyinya sisa makanan dan bakteri. Gigi palsu memiliki rongga mikro di permukaannya. Bila sudah lama digunakan, dapat terjadi deposit kotoran di dalam rongga-rongga tersebut. Ini juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

 

Pada kondisi atau penyakit tertentu, aliran air liur (saliva) dapat berkurang. Peran air liur yang paling penting adalah sebagai pencuci alami dari rongga mulut. Bila aliran air liur berkurang, maka dapat dipastikan kotoran yang terdapat dalam rongga mulut tidak tercuci dengan baik dan bisa menimbulkan bau yang kurang sedap. Keadaan yang dapat mengurangi aliran air liur seperti stress emosional, pemakaian obat-obatan tertentu, atau sindrom Sjögren-Sicca.

 

Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebab bau mulut terutama berasal dari dalam mulut. Tetapi ada beberapa keadaan medis yang dapat menjadi penyebab bau mulut, seperti tonsilitis, sinusitis, pharyngitis, rinitis kronis, Lues, diphtherie, bronchitis, pneumonia, gangren paru, esophagitis, hepatopathie, trimethylaminurie, mononukleosis, dan tumor di sekitar hidung dan tenggorokan. Kondisi-kondisi tersebut dapat Anda diskusikan dengan dokter Anda.

 

Penanganan Bau Mulut

 

Penanganan bau mulut dilakukan tergantung dari penyebab utamanya. Pada keadaan halitosis semu atau halitofobia, hanya perlu terapi suportif dimana peran konselor atau psikolog sangat penting. Walaupun kelihatannya mudah, tetapi penanganan halitofobia ini termasuk yang paling sulit.

 

Penyebab paling umum dari halitosis adalah adanya deposit kotoran pada lidah terutama sisi bagian dalam lidah. Perbaikan kebersihan mulut dianggap paling utama dalam mengatasi halitosis. Penggunaan pembersih lidah sangat dianjurkan. Penyikatan lidah kurang efektif karena bulu sikat gigi terlalu lunak dan luas permukaannya kurang besar. Penggunaan pembersih lidah secara teratur setelah menyikat gigi dapat membantu mengurangi bau mulut.

 

Pemakaian obat kumur sangat populer dan dianggap dapat menghilangkan bau mulut secara instant. Banyak dari kita yang menggunakan obat kumur saat akan bertemu klien, ke pesta, bahkan sebelum ke dokter gigi. Perilaku ini menunjukkan adanya ketakutan bahwa bau yang kurang sedap dideteksi oleh orang di sekitar kita. Untungnya penggunaan obat kumur atau bahan kimia lainnya memang dapat membantu mengurangi bau mulut dengan cara netralisasi zat sulfur yang dihasilkan bakteri serta membantu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut karena efek anti bakteri dari obat kumur.

 

Bukan merek dari obat kumur yang perlu diperhatikan, tetapi kandungan di dalamnya. Kandungan chlorhexidin sering dianggap sebagai Gold-Standard antiseptik rongga mulut. Tetapi efek sampingnya dapat berupa pewarnaan gigi, lidah dan meningkatnya jumlah karang gigi bila digunakan secara teratur. Oleh karena itu, penggunaan obat kumur yang mengandung chlorhexidin secara rutin tidak dianjurkan dalam mengatasi bau mulut.

 

Mungkin kita sering mendengar dari iklan di media massa, adanya kandungan triclosan dan zinc dalam pasta gigi. Ternyata triclosan memiliki efek anti bakteri dan mampu mengurangi kadar zat sulfur dalam mulut secara signifikan bila digunakan secara teratur. Zinc juga mampu menetralisir zat sulfur yang diproduksi bakteri.

 

Bila pemakaian pembersih lidah dan obat kumur yang tepat tidak menyelesaikan masalah bau mulut Anda, dapat dipertimbangkan untuk mengunjungi dokter gigi Anda untuk konsultasi lanjutan. Dokter gigi akan memeriksa apakah terdapat karang gigi, tambalan dan mahkota tiruan yang kurang baik, adanya lubang di gigi, adanya sisa akar gigi, dan keadaan gigi tiruan Anda. Dokter gigi juga berperan sebagai dokter yang akan merujuk ke dokter THT maupun internis bila ditemukan penyebab bau mulut yang berasal dari luar mulut.

 

Demikian artikel tentang bau mulut atau halitosis ini. Semoga dapat membantu Anda menentukan pilihan yang tepat dalam mengatasi masalah bau mulut.
 
Untuk pelayanan  profesional untuk mengatasi masalah bau mulut Anda, dapat menghubungi
 
SCHÖN DENTAL
021-54360253

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen